Senin, 18 Mei 2015

ilmu "Aku suka ilmu"

 Aku suka ilmu.
Aku suka ilmu. Tidak hanya suka, bahkan cinta padanya. Dengan berilmu manusia memperoleh wawasan dan cakrawala. Ilmu menuntaskan kebodohan-kebodohan seperti dikala Indonesia belum terbebas dari penjajah. Berkat ilmu, saat ini dibelantara hutan dan pojok tikungan jalan, tersebar cahaya terang bekas inspirasi dari Thomas alfa edison. Si Thomas pun harus berterimakasih kepada sang berilmu, karena berkat penemuannya Lampu mampu menyala, bahkan, dunia pun bersinar melawan Bulan. Michael Faraday, begitulah panggilannya.
Setiap hari, orang-orang berilmu akan bertambah besar, dan makin menjadi besar karena "kegilaan"nya pada Ilmu.

Karena kegilaannya itulah, orang berilmu, dicontohkan ilmu perhakiman, seolah akan membuat hal menjadi "halal untuk benar" karena tentang kehakimannya, contoh hakim Sarapin, membuat aturan yang diterjemahkan sendiri (subyektif). Karena "sarapin" ini, orang desa yang berilmu akan menuduh bahwa Budi Gumawa bebas karena akal"an dia.
Pengharapan bagi orang berilmu bukan untuk itu. Juga bukan untuk mendeskreditkan orang yang punyak ilmu rendahan, dan suka sekali membully. Orang yang "benar" berilmu dan "berimu benar "tidak akan gampang menuduh kesalahan seseorang dan gampang menghakimi kebodohannya. Orang berilmu juga tidak akan main "klaim" terhadap kebenaran, karena kebenaran tidak ada yang perfect, banyak orang yang masih mencarinya.

Berkah dari orang berilmu, orang akan merasa cakrawalanya terbuka lebar. Akibat orang berilmu, ia akan menempatkan bahwa orang berilmu rendahan patut untuk didukung meningkatkan kapasistasnya untuk berpengetahuan, orang saling bahu membahu menuntaskan kekeliruan untuk pencarian kebenaran, cenderung bertukar ide dan mufakat. Dengan benar-benar berilmu tidak akan pernah ada lagi hakim-hakim seperti Sarapin sehingga pengadilan dunia tidak bisa disabotase karena berilmu yang rendahan.
‪#‎salamBerilmu‬

Share this:

Related Posts
Disqus Comments